Deja Vu bag 16 by Sally Diadra

Deja Vu bag 16 by Sally Diandra.   “Apa kamu tahu kalau saat ini Jalal sedang menjalin hubungan serius sama seorang cewek, Tatiana ? What’s her name ?” tanya Labonita sambil menikmati jus melon buatan sahabat dekatnya itu di apartemen Tatiana
“Jodha ! Nama cewek itu Jodha” Labonita menatap tajam sahabat dekatnya ini yang merupakan sepupu Jalal “Aku tahu tapi aku nggak gitu deket ama itu cewek, aku sering denger ceritanya dari mamaku, rupanya tante Hamida suka gosipin mereka bareng mamaku” Tatiana merasa heran begitu dilihatnya sahabatnya ini tertarik dengan cerita Jalal lagi “Kenapa kamu tanya itu ? Bukannya kamu udah nggak peduli sama dia, sejak kamu menginjakkan kakimu di Amrik ?” tanya Tatiana penuh selidik
“Aku memang udah putus sama Jalal sejak aku kuliah di Amrik, aku memang udah nggak peduli sama dia karena di Amrik, aku bisa menemukan Jalal Jalal yang lain, tapi yang bikin aku senewen, bagaimana bisa Jalal pacaran serius sampai 2 tahun sementara aku nggak dapat kabar berita apa apa tentang hal itu ? Bahkan sahabat terdekatku sendiri aja nggak ngasih tahu aku ?” nada suara Labonita mulai meninggi
“Helloooo ,,, aku bukan host entertainment yang harus selalu up date berita tentang dia ya ! Lagian kamu bilang tadi, kamu gak peduli ama sepupuku itu trus ngapain juga sekarang kamu jadi gerah kayak gini ? Aku pikir dia mau pacaran 2 tahun kek, 5 tahun kek atau cuma sehari sekalipun, apa pedulimu ? Dan lagi pekerjaanku banyak, mana sempat aku harus up date berita tentang dia setiap hari !” suara Tatiana juga terdengar tidak kalah meninggi dari suara Labonita, sesaat mereka berdua terdiam, Labonita sadar kalau pernyataannya tadi bikin sahabat deketnya ini kesal, Labonita segera menghampiri Tatiana kemudian merangkulnya bahunya seraya berkata
Deja Vu“I’m so sorry, Na ,,, aku ini memang sahabat yang nggak tau diri, aku selalu saja nyusahin kamu, bikin repot kamu, aku tahu kalau kamu punya banyak kerjaan tapi paling nggak untuk hubungan mereka yang dua tahun itu, kamu cerita dong ke aku” Tatiana langsung memasang tampang heran begitu mendengar ucapan Labonita
“Aku heran sama kamu, emang ada apa sih dengan hubungan mereka yang dua tahun itu ? Kenapa kamu merasa terganggu ?” Labonita tersenyum tipis
“Kamu tahu kan, Jalal itu paling nggak bisa pacaran lama sama cewek, paling banter 3 bulan atau 6 bulan, iya kan ?” Tatiana hanya mengangguk dengan tampangnya yang heran
“Lalu ?” Labonita kembali tersenyum “Lalu ,,, kamu tahu kan, cewek mana sih yang pacarannya paling lama sama Jalal selain aku ? Iya kan cuma aku ! Cuma sama aku Jalal bisa pacaran selama 1 setengah tahun”, “Jadi maksud kamu, kamu nggak suka sama hubungan mereka berdua, kamu pengin tahu kenapa saat ini Jalal bisa pacaran sama cewek itu selama 2 tahun, melebihi masa pacaran kalian berdua gitu ?” Labonita memicingkan matanya ke arah Tatiana sambil menjentikkan jemari lentiknya
“Tepat ! aku memang nggak peduli sama Jalal, perasaanku ke dia juga nggak menggebu gebu macem SMA dulu tapi sekarang aku ngerasa heran aja, apa sih yang membuat Jalal bisa berpaling ke cewek itu sampai pacaran selama 2 tahun, aku heran ?” Tatiana tertawa terbahak bahak
“Ya gampang aja lagi jawabannya karena Jalal cinta sama cewek itu, simpel kan ? Just like that ! Lagian kenapa kamu yang bingung ?” Labonita tersenyum sinis
“Aku nggak yakin, aku tau banget, Jalal ,,, Jalal nggak mungkin mencintai cewek itu secara mendalam, Jalal itu biasanya kalau udah bosen dengan koleksinya, langsung dibuang begitu aja, cuma aku yang bisa menaklukkan Jalal, Na ! Cuma aku ! Dan aku akan membuktikannya itu !” tampang Tatiana kembali heran
“Jadi maksud kamu, kamu mau ngrusak hubungan mereka ?” Labonita mengangguk mantap “Aku cuma ingin menunjukkan ke cewek itu kalau Jalal hanya takluk sama aku, tidak sama cewek lain, tidak juga dia !”, “Gila kamu ! Apa kamu sudah nggak waras ?” Tatiana langsung memotong ucapan sahabatnya itu
“Aku sehat aku waras, Na ,,, sahabatmu ini nggak gila seperti yang kamu bayangkan, ini hanya sebuah kompetisi, aku hanya ingin membuktikkan walaupun aku sudah lama putus sama Jalal dan jauh dari dia tapi pengaruhku ke Jalal masih ada, aku masih bisa menaklukkan Jalal” ujar Labonita sambil tersenyum sinis
“Aku heran sama kamu, jauh jauh kamu pulang dari Amrik, bukan refreshing, jalan jalan, menikmati liburan, ini malah cari masalah” Labonita langsung tertawa senang
“Siapa bilang aku cari masalah ? Sebentar lagi aku malah akan menikmati sebuah kesenangan yang menyenangkan, lihat yaa ,,, aku akan menghubungi dia” Labonita langsung menelfon nomer handphone Jalal “Hallo Jalal, apa kabar ?” Labonita tersenyum senang sambil melirik ke arah Tatiana yang geleng geleng kepala melihat tingkahnya, tak lama kemudian obrolan mereka berdua berakhir, Labonita segera menghampiri Tatiana
“Kamu tahu, dia menerima undangan makan malamku nanti malam, aku akan membuatnya menjadi makan malam yang berkesan untuk Jalal, hmmm ,,, I think we’ve to shopping right now, bagaimana ?” Tatiana hanya mengendikkan bahunya sambil berkata “Terserah kamu, it’s up to you dan kalau ada apa apa diantara kalian nanti, jangan libatkan aku ! Aku nggak mau ikut campur !” “Oke, fine ! Apapun yang terjadi that’s my responsibility, kamu tinggal lihat saja nanti” Tatiana tersenyum masam “Whatever !” ujar Tatiana dingin
Malam harinya ,,, Jalal ternyata memenuhi undangan Labonita untuk makan malam, saat itu Labonita mengenakan gaun sexynya selutut warna merah darah model kemben yang menampilkan dadanya yang terbuka hingga ke punggung
“Jalal, akhirnya kamu datang juga, terima kasih” Jalal tersenyum ke arah Labonita yang menyambutnya sambil berdiri, kemudian mereka duduk dikursi masing masing, salah seorang pelayan menghampiri mereka berdua, kemudian mereka mulai memesan makanan
“Aku minta maaf, kalau aku agak terlambat” ujar Jalal setelah pelayan yang mencatat pesanan mereka berlalu dari meja mereka
“Nggak papa, lagian tadi nggak gitu terlambat kok, kalau boleh tahu, kenapa kamu terlambat ? Apa harus mengantar pacarmu itu ? Siapa namanya ?” ujar Labonita “Jodha, nama pacarku ,,, tapi aku tadi tidak mengantarnya, tadi ada banyak pasien di rumah sakit, ngomong ngomong, ada acara apa ini pake makan malam segala ?” ujar Jalal sambil memperhatikan kesekeliling resto tempat mereka makan
“Nggak ada acara apa apa, aku cuma pengin makan berdua sama kamu, seperti dulu mengenang kebersamaan kita berdua, kamu masih ingat kan, Jalal ?” Laboni segera memegang jemari Jalal dan meremasnya lembut, namun Jalal segera melepaskan remasan tangan Labonita
“Aku sudah tidak seperti yang dulu, Bonita ,,, aku sudah memiliki Jodha” Labonita tersenyum tipis “Iya aku tahu, aku bisa melihatnya dimatamu, kamu sangat mencintainya, tapi kalau boleh aku tahu, apakah cintamu padanya sama dengan cintamu padaku dulu, Jalal ?” Jalal menatap kedua bola mata Laboni tajam sambil menghela nafas panjang
“Itu sudah sangat lama sekali, Bonita ,,,,”, “Aku tahu ,,,” Labonita segera memotong ucapan Jalal “Tapi setidaknya hanya aku yang jadi pacarmu selama 1,5 tahun, aku tahu kamu tidak pernah pacaran melebihi 6 bulan bahkan setelah kuliah tapi sekarang baru tiga tahun kita tidak bertemu, tiba tiba aku mendapat kabar kamu pacaran sama seorang cewek selama 2 tahun ?” Jalal tertawa kecil
“Memangnya kenapa ? Apakah itu sebuah masalah buat kamu ? Hubungan kita telah berakhir, Bonita ,,, saat ini aku menganggapmu tidak lebih dari seorang teman, aku sangat mencintai Jodha dan aku ingin segera menikahinya” kedua bola mata Labonita melotot
“Oke oke ,,, aku tau hubungan kita memang telah lama berakhir, kita juga tidak intens saling berkomunikasi, aku tahu kalau aku telah sangat jauh dari kamu, lalu apakah itu yang membuatmu mencintainya ? Karena kamu jauh dari aku, apakah benar begitu ?” Jalal kembali tertawa kecil sambil memandang ke arah Labonita
“Aku mencintai Jodha karena aku mencintai dirinya apa adanya, bukan karena kamu, bukan karena kita jauh, juga bukan karena siapa siapa” ucapan Jalal cukup menusuk ulu hati Labonita, Labonita tersenyum masam “Oh maaf, kalau aku salah ,,, tapi Jalal, asal kamu tahu, aku masih sangat mencintaimu, perasaanku masih sama seperti dulu, kamu bisa lihat kan sampai saat ini aku nggak punya pacar karena aku selalu terkenang akan kenangan kita berdua, ternyata tidak mudah menemukan laki laki seperti kamu” ujar Labonita dengan perasaan yang pura pura sedih
“Tapi aku tidak ingin memberikan harapan palsu padamu, Bonita ,,, saat ini, aku hanya menganggapmu tidak lebih dari seorang teman dan aku sudah berjanji sama Jodha kalau aku akan menikahinya, aku tidak seperti dulu lagi, aku ingin serius dengan satu cewek dan membangun sebuah keluarga dengannya” ujar Jalal sambil menyeringai senang, Labonita kembali tersenyum masam, Labonita tidak suka mendengar ucapan Jalal yang sangat mengagumi Jodha, tak lama kemudian makanan yang mereka pesan telah datang, Jalal dan Labonita masih melanjutkan obrolannya sambil menikmati makanan pesanan mereka
“Jalal, aku tahu ,,, kalau posisiku saat ini hanyalah seorang teman, tidak lebih bagimu tapi bolehkah aku mengajukan sebuah permintaan ?” dahi Jalal mengernyit begitu mendengar ucapan Labonita sambil terus menikmati makanannya “Apa itu ?” Labonita tersenyum senang begitu Jalal penasaran dengan pertanyaannya
“Kamu tahu kan ,,, if I just live here for three months ?” Jalal mengangguk “Apakah kamu bisa menemani aku selama tiga bulan ini ? aku ingin menikmati liburan musim panasku” Jalal tiba tiba tersedak ketika sedang meminum minuman favouritenya begitu mendengar pertanyaan Labonita “Aku menemani kamu selama 3 bulan ? Kamu pikir aku nganggur ? Kerjaanku banyak dan lagi apa kata Jodha kalau dia tahu tentang hal ini ?” muka Labonita langsung berubah masam “Jodha lagi ! Jodha lagi ! Jodha lagi ! Bisa nggak sih kamu nggak ngucapin nama dia di depanku ? Sebeeellll !” bathin Labonita dalam hati
“Jalal, aku ini temen lama kamu, kita sudah lama sekali nggak ketemu, three years ! Jadi aku pikir, wajar dong kalau kamu meluangkan waktumu yang padat itu untuk menemani aku, I can understand you are very busy tapi masih ada kan waktu libur ? Aku cuma 3 bulan disini, Jalal ,,, just for three months dan aku yakin kita ketemuannya paling yaa seminggu sekali mungkin, bisa kan ?” sesaat Jalal terdiam
“Coba aku tanya sama Jodha ya, gimanapun juga aku harus ngomong sama dia karena dia kan juga menunggu waktu luangku atau mungkin kita bertiga bareng bareng saja, kayaknya lebih asyik itu” kembali wajah Labonita masam “Oke it’s up to u ! tapi malam ini kamu harus nemenin aku clubbing ! Aku nggak mau denger kata penolakan, abis makan malam ini kita clubbing di diskotik ya, aku kangen pengin ngedance sama kamu” Jalal cuma geleng geleng kepala.
Sejak malam itu, Labonita benar benar mulai berusaha menguasai Jalal, ambisinya menguasai Jalal, membuatnya melakukan segala macam cara dan hal ini benar benar membuat Jodha gerah, pada awalnya kebersamaan mereka memang terlihat asyik asyik saja buat Jodha, Jodha tidak ambil pusing dengan semua sikap manja Labonita ke Jalal yang tiba tiba pura pura pusing kepalanya dan minta rebahan di bahu Jalal atau yang tiba tiba keseleo dan minta Jalal untuk menggendongnya dan hal hal manja yang lain yang tidak canggung canggung di lakukannya meskipun didepan kedua orang tua Jalal
“Jo, kamu nggak masalah lihat sikap Labonita ke Jalal seperti itu ?” pertanyaan ibu Hamida benar benar menohok Jodha, ketika saat itu mereka sedang menikmati liburan bersama sama di villa keluarga Jalal di puncak “Aku percaya sama Jalal, ibu ,,, aku nggak ingin mengekang dia” ibu Hamida tersenyum masam sambil memperhatikan kebersamaan Jalal dan Labonita di kolam renang yang saat itu tertawa tawa senang sambil bermain perang perangan air bareng temen temen Jalal yang lain
“Tapi ibu tidak suka dengan sikapnya yang seperti itu, kamu harus was was, Jodha ,,, ibu kasih saran sama kamu yaaa, jangan biarkan pasanganmu berlama lama sama wanita lain, ujung ujungnya bisa bahaya” sejenak Jodha tertegun dengan ucapan ibu Hamida “Tapi dia nggak selamanya disini, bu ,,, sebentar lagi masa liburannya selesai, sebentar lagi dia akan pulang ke Amerika dan lagi Labonita itu kan temen lama Jalal, jadi wajarlah kalau mereka ingin menghabiskan waktu bersama sama seperti dulu” dahi ibu Hamida langsung mengernyit dengan tatapan heran ke arah Jodha
“Jodha, kamu ini naif sekali sih ,,,, waspada sayang, kamu tahu kan siapa pacarmu itu ?” Jodha hanya tersenyum “Ibu, Jalal sudah nggak seperti dulu lagi ,,,, aku percaya sama Jalal, dia nggak bakal macam macam” ibu Hamida menghela nafas panjang “Jodha, kamu boleh saja mempercayai Jalal tapi ingat wanita itu terus mengikutinya, dia itu seperti ular yang melilit mangsanya secara perlahan lahan” Jodha tertegun mendengar ucapan ibu Hamida.
Ucapan ibu Hamida terus menerus terngiang ngiang di telinga Jodha, awalnya Jodha tidak percaya dengan ucapan ibu Hamida tapi malam ini ketika Jalal tidak datang menemuinya di malam minggu, tiga hari sebelum kepulangan Labonita ke Amerika, entah mengapa tiba tiba Jodha seperti mendapatkan sebuah firasat buruk, tiba tiba perasaan Jodha gelisah, malam ini Jodha tidak bisa menghubungi Jalal, bahkan ketiga sahabat Jalal juga tidak mengetahui dimana Jalal berada. Jodha jadi teringat akan ucapan ibu Hamida “Dia itu seperti ular yang melilit mangsanya secara perlahan lahan” Jodha bertanya tanya dalam hati ... Deja Vu bag 17 by Sally Diadra