Deja Vu bag 15 by Sally Diandra

Deja Vu bag 15 by Sally Diandra. Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Rukayah, setelah mereka pulang dari rumah sakit, tiba tiba ponsel andro Jodha berdering, diliriknya nama Jalal memanggil “Sayang, kok langsung pulang sih ?” suara Jalal terdengar di ujung sana “Kan tadi aku udah bilang kalau nggak boleh lama lama sama perawat senior” Rukayah dan Moti langsung melirik ke arah Jodha seraya bertanya “Jalal ya ?” Jodha cuma mengangguk
“Kamu tahu, hadiahmu tadi sungguh sangat berkesan buatku, aku jadi pengin lagi” Jalal kembali menggoda Jodha “Hmmm ,,, sukanya gitu deh” Jodha tersipu malu sambil melirik kearah kedua sahabatnya yang mulai penasaran dengan pembicaraan mereka “Kan sekarang sudah boleh, berarti sudah boleh yang lainnya dong”, “Yang lainnya apa ? Nggak boleh !” Jodha langsung memotong ucapan Jalal sambil cemberut
“Iiih kok jadi marah sih ? Yang aku maksud itu, berarti aku boleh kan kenal dengan keluargamu ? kita udah pacaran 2 tahun, tahun ini juga tahun terakhirku jadi co-as, kamu juga tahun terakhir di kampus, tahun depan kamu juga jadi co-as, jadi kurang apalagi ?” sesaat Jodha terdiam “Aku penginnya aku lulus sarjana kedokteran dulu baru ngenalin kamu ke mereka, jadi pas wisuda gitu, aku baru ngenalin kamu ke mereka” ujar Jodha lirih
“Ya ampun lama amat, masih satu tahun lagi dong”, “Iyaaa, masih sanggup kan untuk nunggu satu tahun ? Aku pengin ngebuktiin ke ayah, kalau selama aku jauh dari dia, aku tetep bisa jaga kepercayaannya, aku bisa lulus dengan nilai memuaskan, bisa lulus tepat waktu tapi juga bisa pacaran yang sehat” Jodha kembali memotong ucapan Jalal “Kalau begitu langsung nikah ya ?” mata Jodha langsung membulat “Enak aja ! Abis co-as kan kamu juga masih harus ngadepin ujian ketat, kamu masih harus banyak belajar, sayang ,,,, banyak yang bilang kalau ujiannya itu agak susah” Jalal menghela nafas panjang
Deja Vu“Huuufffttt ! Mau jadi dokter aja lamonyooo ,,, mana belajar terus lagi, kapan nikahnya ?” Jodha tertawa geli mendengar ucapan Jalal “Ya iyalaaah, pendidikan dokter itu memang pendidikan jangka panjang, istilahnya long life study, iya kan ? Karena kita ini di tuntut untuk belajar seumur hidup !” kembali Jalal menghela nafas panjang “Kamu tahu nggak sih, kalau aku kudu ngapalin textbook itu bawaannya pengin ngantuk aja, itu textbook rasanya punya efek sedasi yang luar biasa jadi lebih banyak ngantuknya daripada ilmunya yang terserap” Jodha dan Jalal tertawa bersama sama
“Tapi aku salut sama kamu, meskipun kamu bilang kalau kamu nggak pengin jadi dokter tapi waktu kelulusan kemaren nilai kamu cum loude, memuaskan ! Tepat waktu juga” Jalal kembali tertawa “Kan aku punya doping yang bikin aku semangat belajar !” kali ini Jodha yang tertawa “Sayang, telfonnya udahan dulu yaaa, sambung besok ya, ini aku udah nyampe di rumah Rukayah”, “Kamu nginep disana ?” Jalal memotong ucapan Jodha “Iyaa, aku nginep di rumah Rukayah, abis males pulang ke kost kostan, tadi aja waktu mau keluar, langsung di cegat ama pak Tansen, tadinya kami nggak boleh keluar tapi begitu kami tunjukkan kue blackforest yang buat kamu itu, trus kami alesan kalau kue itu buat surprise ultah teman, baru boleh keluar” Jalal tertawa kecil
“Trus udah bilang kalau nggak pulang ke kost ?”, “Udah ! Besok sabtu kan libur, jadi mau bermanja manja di rumah Rukayah” Jodha langsung melirik ke arah Rukayah yang saat itu sudah turun dari mobil Maserati merahnya “Tapi jangan lupa, besok malam aku ke kost kostanmu ,,, tunggu aku yaa” suara Jalal terdengar riang “Oke, aku tunggu, kalau gitu udah dulu yaaa”, “Oke, love you” Jodha selalu tersenyum geli kalau Jalal pamitan di telfon “Love u too”, “Cium dong !” Jodha kembali tertawa geli kalau Jalal bertingkah seperti ini “Muuuaaaah ,,, have a nice dream, eh salah masih jaga yaaa, have a nice work, honey” ujar Jodha dengan suara lembutnya yang sering membuat Jalal kangen kalau sehari nggak ketemu.
Keesokan harinya tepatnya pada malam hari, Jodha sudah berdandan cantik dan menunggu kedatangan Jalal, malam itu mereka sudah janjian untuk merayakan hari jadi mereka berdua yang ke dua tahun, sejak sore tadi Jodha sudah siap dengan dandanan cantiknya namun ketika jarum jam menunjuk angka delapan, Jalal tidak datang juga, telfon ataupun sms pun tidak, handphonenya malah tidak aktif, Jodha cemas karena tidak bisa menghubungi Jalal atau mengetahui keberadaannya, Jodha mondar mandir di dalam kamarnya sambil membawa ponsel ditangan, Jodha benar benar cemas sampai sampai tidak menyadari kalau Moti sudah masuk ke dalam kamarnya “Jodha !” Jodha langsung kaget dan hampir terjungkal ketika mendengar panggilan Moti
“Moti ! Bisa nggak sih ngagetin ? Jantungku hampir copot tadi !” Moti tertawa geli melihat tingkah Jodha yang jadi aneh
“Memangnya Jalal belum datang ?” Jodha langsung menggelengkan kepalanya kemudian duduk di tepi ranjang dengan perasaan gelisah
“Kamu sudah telfon dia ?” Jodha mendongak menatap Moti “Aku sudah lakukan semuanya, Mo ! Telfon, sms, chatting tapi nggak ada satupun yang dijawabnya, dia itu kayak menghilang begitu saja, aku kan jadi panik” Moti segera duduk disamping Jodha sambil mengusap ngusap punggung Jodha
“Sabar, sabar ,,, aku yakin dia pasti nggak apa apa” Moti berusaha menenangkan Jodha “Tapi ini sudah jam berapa, Mo ? Lihat sudah jam setengah sembilan malam, udah telat kan ?” ujar Jodha sambil menunjuk ke jam tangannya sendiri dengan perasaan kesal, Moti hanya bisa tersenyum getir, hingga akhirnya Jodha memutuskan untuk melepas baju yang dikenakannya tadi dan menggantinya dengan baju tidur
“Lho ? Gak jadi pergi nih jadinya ?” Moti terperangah ketika melihat Jodha keluar dari kamar mandi di dalam kamarnya dengan pakaian tidur
“Males ! Sudah malam ! Lagian aku nggak tahu juga Jalal kemana malam ini, kamu sendiri apa sudah say hello sama pacarmu yang LDR itu ?” ujar Jodha sambil memeluk boneka beruang pink pemberian Jalal, tak lama kemudian ponsel Jodha berdering, Jodha segera menyambar dan dilihatnya nama Jalal tertera disana tapi malam itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 9 malam
“Sayang, kamu kah itu ? Ini aku Jalal” suara Jalal terdengar parau seperti suara orang bangun tidur tapi Jodha hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan Jalal
“Aku tahu kalau kamu pasti marah sama aku, aku minta maaf sayang, ini aku baru bangun tidur tadi sepulang dari rumah sakit, aku capek dan ngantuk banget lalu aku tertidur ternyata keenakan tidur dan baru bangun tadi jam 9 kurang, aku minta maaf sayang ,,,, kamu mau kan maafin aku, hmm ?” Jodha masih terdiam tidak bergeming dengan permintaan maaf Jalal
“Kamu marah banget ya ? Ya udah malam ini aku ke tempatmu ya”, “Eeeeeeh, nggak usah ! Mau ngapain ?” suara Jodha terdengar kemudian “Ya aku mau ketemu sama kamu, kamu tunggu ya”, “Nggak usah !” Jodha segera memotong ucapan Jalal “Nggak usah datang kesini, sudah malam, lagian pintu gerbang juga sudah di tutup, jadi nggak ada gunanya !” ujar Jodha ketus
“Oke, kalau gitu besok pagi pagi aku ke kost kostanmu, gimana kalau kita lari pagi berdua, kamu setuju ? Besok kan hari minggu, bagaimana ?” sesaat Jodha terdiam sambil mendengarkan suara Jalal yang mengiba
“Baiklah, kalau begitu, besok pagi aku tunggu tapi nggak ketiduran lagi ya !” suara Jodha akhirnya melunak dan menerima ajakan Jalal, sementara Jalal tersenyum riang “Oke ! Kalau gitu ! Besok aku jemput pagi pagi ya !” suara Jalal terdengar riang di ujung sana, Jodha tersenyum geli mendengarnya sambil membayangkan kebersamaan mereka berdua besok
Keesokan harinya, Jalal benar benar memenuhi janjinya, pagi itu hari masih gelap baru jam 4 pagi tapi Jalal sudah berada di depan kost kostan Jodha dengan mobil land rover putihnya, dilihatnya saat itu kost kostan Jodha masih sepi, pintu gerbangpun masih terkunci, sementara pak Tansen belum terlihat batang hidungnya, Jalal kembali masuk ke dalam mobilnya dan menunggunya disana. Selama 1 jam Jalal menunggu disana, hingga akhirnya ketika jarum jam menunjuk pukul 5 pagi, Jalal memberanikan diri untuk menelfon Jodha, saat itu Jodha sudah bersiap dengan baju olahraganya ketika ponselnya berbunyi, dilihatnya nama Jalal tertera disana, Jodha segera menyambarnya
“Hallo” suara Jodha terdengar segar di telinga Jalal “Hai ! Selamat pagi, sayang ,,, sudah bersiap siap pagi ini ?” suara Jalal terdengar di ujung sana “Aku sudah siap dari tadi, kamu pasti belum apa apa, iya kan ?” terdengar suara Jalal tertawa terkekeh “Kamu keliru, coba kamu keluar dari pagar kost kostanmu dan lihat ada apa disana ?” Jodha kaget dan penasaran, Jodha segera keluar dari kamarnya menuju ke pintu gerbang dan membukanya perlahan, ketika Jodha keluar, dilihatnya disebelah kanan mobil land rover putih Jalal sudah bertengger disana
”Apa aku bilang, aku benar kan ?” ujar Jalal sambil menyeringai senang dan melambaikan tangannya ke arah Jodha, Jodha tersenyum kemudian mematikan ponselnya dan segera menghampiri mobil Jalal, Jalal keluar dari mobilnya ketika Jodha sudah sampai di tempatnya, mereka berdua saling tersenyum satu sama lain, Jalal segera memeluk Jodha erat sambil mencium rambut Jodha, namun Jodha segera melepaskan dirinya dari pelukan Jalal
“Nggak enak kalau dilihat orang, ini kan di jalan” ujar Jodha dengan senyum manisnya “Aku kangen sama kamu dan aku juga mau minta maaf soal kemarin”, “Sudah, nggak usah dibahas lagi, aku sudah maafin kamu kok, sekarang kita berangkat kan ?” Jalal mengangguk cepat “Bentar ya, aku ambil tasku dulu” ujar Jodha sambil berbalik ke arah pintu gerbang kost kostannya lagi “Jangan lupa bawa baju ganti !” teriak Jalal lantang, Jodha hanya mengangguk dan menghilang di balik pintu pagar.
Beberapa jam kemudian ,,, setelah mereka berdua selesai lari pagi, Jodha dan Jalal mampir ke tukang bubur ayam kaki lima yang ada disekitar taman tempat mereka berolahraga tadi, ketika sedang asyik menikmati bubur ayam, tiba tiba ponsel andro Jalal berbunyi ,,, ketika Jalal melihatnya, hanya nomer asing yang tidak dikenalnya
“Siapa sih yang telfon pake nomer asing gini ? Aku nggak kenal dengan nomer ini ?” bathin Jalal “Telfon dari siapa sayang ?” suara Jodha membuyarkan lamunan Jalal “Nggak tau juga ? Nomernya asing, aku nggak kenal” Jalal mengendikkan bahunya “Angkat aja, siapa tahu penting !”, “Oke, aku angkat ya” Jodha menganggukkan kepalanya
“Ya hallo ,,,”, “Hallo ,,, Jalal ! Akhirnya kamu angkat telfonmu juga ! I think you didn’t want to answer it ! Apa kabar ?” suara nyaring seorang perempuan yang agak kebule bulean terdengar renyah di telinga Jalal “Bonit ! Labonita ?” Jodha sedikit penasaran ketika Jalal menjerit di sebelahnya sambil memanggil nama seorang perempuan “Yes ! It’s me ! Labonita ! Kamu masih kenal suaraku kan ?”, “Kamu ada dimana sekarang ?” Jalal langsung memotong suara Labonita temannya
“Aku di bandara, aku baru mendarat, baru aja ,,, Jalal, bisakah aku minta tolong ? Aku dari tadi nunggu supirku tapi sampai jam segini dia nggak datang datang juga untuk menjemputku, kamu bisa jemput aku sekarang ?” sesaat Jalal terdiam sambil berfikir “Jemput kamu ? Sekarang ? Hmm ,,, gimana ya ? Oke deh nanti aku kabari ! Aku telfon kamu lagi nanti !” Jalal segera menutup telfonnya dan melirik ke arah Jodha, Jodha juga balas menatapnya “Ada apa ?” Jalal tersenyum
“Sayang, apa kamu keberatan kalau kita jemput temanku di bandara ?” Jalal mencoba mengutarakan niatnya secara hati hati ke Jodha “Labonita ?” tanya Jodha penuh selidik “Yup ! Labonita, dia teman SMA ku, dia kuliah di Amrik dan saat ini dia pulang ke Indonesia tapi supirnya nggak datang dari tadi untuk jemput dia ,,,”, “Lalu dia minta tolong kamu ? gitu ?” Jalal menyeringai sambil menampilkan barisan giginya yang putih “Oke ! Kalau gitu kita jemput dia, kasihan kan dia nungguin lama di bandara !” akhirnya Jodha dan Jalal melanjutkan perjalanan mereka menjemput Labonita di bandara
Sesampainya di bandara ,,,,
“Ooooh ,,, Jalal, honey !” cewek tinggi langsing itu langsung memeluk Jalal erat” dan mencium ke dua pipi Jalal tanpa rasa canggung begitu mereka bertemu, sementara Jalal merasa canggung diperlakukan seperti itu oleh Labonita sedangkan Jodha hanya terdiam sambil memperhatikan mereka berdua
“Bonita ,,, please” Jalal segera merengganggkan pelukan Labonita, Labonita merasa bingung dengan sikap perubahan Jalal “Bonita, kenalkan ini Jodha, pacarku, calon istriku” kedua bola mata Labonita langsung melotot seperti mau meloncat keluar begitu Jalal mengenalkan Jodha padanya, Labonita memperhatikan Jodha dari atas sampai bawah dengan tatapan tidak percaya
“Jalal, are u sure ?” Labonita mencoba mencari kebenaran dimata Jalal, Jalal mengangguk mantap sambil merangkul bahu Jodha “I lover her so much !” Labonita langsung menjerit kecil “Oooh !” Jalal dan Jodha saling berpandang pandangan dengan tatapan penuh cinta
“Oke, fine ,,, kenalkan namaku Labonita, aku ini teman SMAnya Jalal dan sekaligus ex girl friend, maksudku mantan pacar” Jodha segera menyambut uluran tangan Labonita “Aku bener bener nggak percaya kalau akhirnya Jalal menjatuhkan pilihannya sama kamu, congrat ya ! Memangnya berapa lama sih kalian berdua pacaran ? 3 bulan ?”, “Dua tahun !” Jodha langsung memotong pertanyaan Labonita yang sedikit mengejek, dari gestur tubuhnya Jodha bisa melihat kalau cewek tinggi langsing yang berada di depannya ini tidak suka mendengar hubungannya dengan Jalal... Deja Vu bag 16 by Sally Diandra